Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Bismillah sebelum makan

Salah satu hal yg sangat saya syukuri di tahun 2016 adalah kemudahan menemukan sekolah untuk thifa. Alhamdulillah jaraknya dekat sekali, 5 menit aja jalan kaki dari rumah. Biayanya terjangkau. Sekolah yg baru terbentuk juga tahun 2016, jadi thifa dan teman2nya adalah angkatan pertama. Tapi guru2nya sudah berpengalaman mengajar di sekolah2 favorit sebelumnya. Dan yang paling penting, sekolah ini satu visi dengan keluarga kami. Thifanya pun betah dan senang sekolah di sana. Tapi memang layaknya jodoh, tak ada sekolah yg sempurna. Kadang ada saja perbedaan, apa apa yg diajarkan di rumah dengan yg di sekolah. Kekurangan yg ada, bagian orang tua yg menambalnya. Buat kami, salah satu perbedaannya adalah doa ketika mau makan. Sebelum mengajarkan anak anak tentang doa sehari hari, biasanya saya dan suami menelaah dulu mana yg menjadi sunnah rosululloh. Dan untuk doa sebelum makan kami memilih mengajarkan dengan cukup membaca bismillah saja. Berdasarkan hadits shahih : Dari ‘Umar bin Ab

Dede ga mau masuk surga

Seringkali momen mengajarkan anak tentang sesuatu hal itu datang dgn sendirinya dan tanpa diduga. Seperti beberapa malam lalu, ketika bertigaan kruntelan dengan bocah bocah selepas solat magrib berjamaah. Tiba tiba thifa bertanya tentang satu kalimat dalam sebuah ikrar yg digunakan sebagai pembuka kelas di sekolahnya "Ibu.. cinta Alloh sampai mati itu artinya sampai meninggal?" "Iya mati itu meninggal" "Yang dikubur di tanah? Nanti hidup lagi masuk surga?" Merasa pas waktunya untuk menjelaskan tentang kehidupan setelah dunia, saya pun melanjutkan. " Iya kalo soleh solehah insyaalloh nanti pas dibangkitkan lagi masuk surga" Sebelumnya anak anak sudah tau tentang konsep surga dan neraka. Kami menjelaskannya itu adalah kompensasi atas apa yang telah kita lakukan. Kalau jadi anak solehah, rajin solat, ngaji, sayang sama orang tua kakak dan adik, senang berbagi, insyaalloh nanti masuk surga. Sebaliknya kalo di dunia selalu berbuat tidak baik,

Muttaqiya, orang yang bertakwa.

Sudah hampir sebulan thifa sekolah. Sekolahnya curi start 2 minggu di bulan ramadhan, karena masih angkatan pertama tea. Jadi #haripertamasekolah nya ngeduluin orang orang. Sejauh ini, anaknya selalu penuh semangat. Banyak ketawa. Pulang sekolah dengan membawa banyak cerita. Bahkan ketika libur lebaran kemarin, doi kecewa berat karena tau liburnya 3 minggu yg mana artinya 21 hari.. ko lamaaa amaaat katanya. Tapi ujung2nya mah tetep seneng libur karna ke rumah nenek dan banyak sodara. Dan hari ini, setelah seminggu sekolah kembali .. 25 juli 2016 jadi hari pertamanya menangis di sekolah :( Siang itu ibu jemput pulang lebih cepat, kelas belum bubaran. Akhirnya duduk duduk di teras sekolah bersama ibu ibu yg lain. Lalu pintu membuka dan yg pertama keluar adalah bocah dengan baju kebesaran. Kirain bukan anak gue.. eh taunya tiba tiba dia meluk. Kaget kaaan. Eeeh teteeeh. Diikuti gurunya di belakang. Abis muntah katanya. Dia pun nangis di pelukan. Sesi drama bentar. Peluk peluk.. cup c

"Bu.. kenapa Alloh mencintai kita?"

Gambar
Seperti biasanya malam ini ade tidur lebih dulu. Tinggal kami berdua di kasur, mengobrol sebelum tidur. Saya anggap ini quality time kami. Sejak kehadiran adiknya, tentu waktu berduaan saja dengan si anak pertama ini sedikit berkurang. Momen sebelum tidur ini biasanya diisi obrolan tentang apa saja kegiatan kami hari ini. Apa yang bikin dia seneng dan mengajaknya untuk bersyukur. Seringkali juga anaknya minta diceritain kisah nabi atau dibacakan buku. Kalau dia sedang mau, kami murojaah surat yg sedang dihafalnya. Sampai nanti akhirnya dia mengantuk, minta diputarkan murottal dan diusap punggungnya lalu tertidur. Dan malam ini di tengah obrolan kami, yang mana ketika itu dia memunggungi saya dan minta diusap punggungnya..  tiba tiba si bocah membalikkan badan dan memberikan pertanyaan kejutan.. "Bu.. kenapa Alloh mencintai kita?" Reaksi pertama saya adalah " eh " sambil sedikit cengo hehehe.. lalu buru2 berdoa dalam hati " Ya Alloh .. mudahkan

Nama adalah doa

Karna nama adalah doa, bukan (hanya) menyangkut gaya Memberi nama pada anak, semacam menitipkan doa di dalamnya. Dan...yess.. sejauh ini, Alhamdulillah terbukti.. dan seterusnya saya yakin. Alhamdulillah.. kemudahan dari Alloh, saya dikaruniai istri yang pandai memilih opsi nama-nama anak dimana selanjutnya saya tinggal mendiskusikan lebih lanjut dengan beliau, opsi mana yang akhirnya kami (Abi Ibu) pilih. Anak pertama... Athifa Muttaqiya Kami titipkan doa, agar anak kami ini Athifa : lemah lembut, serta Muttaqiya : bertakwa. Alhamdulillah, anak kami ini sering membuat kami malu dan bahagia. ketika beliau mengingatkan kami dalam kebaikan dan kesabaran, dalam porsi beliau tentunya. Entah dengan mengingatkan hal-hal yang kami pernah tanamkan, membacakan hapalan qur’annya dan lain sebagainya. Menjadi malu, ketika hal yang pernah kami tanamkan, malah beliau yang mengingatkannya pada kami. Dan juga.. lemah lembut..bahkan sampai tahap menangis tersedu-sedu

Alun alun bandung dan wajah wajah bahagia

Gambar
Kalau kata Pidi Baiq, Bandung itu bukan cuma masalah geografis, lebih dari itu melibatkan perasaan. Leres pisan kang pidi. Kalau udah ngomongin Bandung emang bawaannya pake hati melulu. Kotanya sendiri memang ngangenin. Mulai dari kulinernya, cuacanya, sampai suasananya. Dan karena saya pun tumbuh besar di kota ini, banyak sudutnya yang memberi kenangan tak terlupakan. Salah satu tempat bersejarah buat saya adalah Alun Alun Bandung. Saya cukup sering ke sana bahkan dari sebelum ia menjadi tempat kekinian seperti sekarang ini. Ketika belum berumput sintetis dan para pedagang kaki lima masih banyak berseliweran, mulai dari pedagang bros seribuan, mainan anak, es kelapa muda, sampai baju.. ada! Zaman kecil dulu, Alun Alun Bandung jadi tempat istirahat ketika nemenin mamah belanja ke daerah dalem kaum sana. Mesjid agung yang bersebelahan dengan alun alun jadi tempat meluruskan kaki setelah hampir setengah hari berkeliling-keliling. Beli kain di kings, cari sepatu ke

2016

Hai! Uda masuk bulan kedua di tahun 2016. Basi sebenernya yaa nulis resolusi2an. Tapi da pengen.. haahaha.. jadi mari kita nulis aja. Kilas balik dulu sedikit ke 2015 Karir menulis mandeg hahaha.. ga produktif sama sekali. Eh kecuali nulis caption foto ig panjang panjang bisa diitung produktif nulis yaa hahaha. Ide banyak.. dilakonin setengah setengah. Jadi ya gitu deh.. ga menghasilkan karya yg bisa dibanggakan xp Terus terus yg lainnya.. alhamdulillah di awal tahun toilet training teteh tuntas dan tengah tahun proses menyapih ade berjalan lancar. Terus skill menyetir nambah gaa? Yah lumayan laah.. trayek alun alun sidoarjo - waru, rungkut - pepelegi, cimahi - kopo - cimahi sudah dilewati :D meski parkir masih bego hahaha. Nyetir bertigaan ama bocah baru sekali, itu pun cuma dari rumah ke jalan raya depan perumahan jemput abi yg hari itu ngantornya ngangkot xp hihihi.. selebihnya menyetir masih dalam pengawasan abi. Di tahun 2015 juga Alloh menguji lewat musibah sakit. Ibu divo

Home

Gambar
Ini dia.. Rumah kami selama 2,5 tahun terakhir. Tempat yg bikin banyak belajar.. belajar mandiri, tinggal jauh dari orang tua.. belajar tentang arti syukur dan sabar.. tentang memaafkan.. tentang Alloh lah sebaik baik tempat bergantung.. bukan manusia. Tempat yg setiap pojoknya memberi kenangan. Kamar yang sering dipake kruntelan berempat, tempat ngeliatan anak anak loncat loncat di kasur sambil main nerusin ayat. Yang jarang rapihnya meski rasanya diberesin setiap saat :)) Dapur yg jadi tempat resep resep hasil googlingan ibu diuji coba. Sampai akhirnya bisa bikin hashtag #dapuribuanggun di instagram. Xp Ruang tengah tempat teteh latihan ngaboseh waktu awal dibeliin sepeda. Tempat makan lesehan sambil ketawa ketawa bercerita. Yang sering jadi sungai berisi buaya kalo siang siang dengan sofa sebagai perahunya (dan ibu buayanya) :D Rumah yg hangat. Yang selalu dihiasi teriakan girang anak anak ketika ngagabrug abi yg baru pulang kerja bahkan sebelum sem

Cincin kawin

Gambar
Udah 5 taun si cincin nangkring manis di jari jemari. Pertama kali di pake bukan pas abis prosesi akad nikah, karena baik panitia maupun pengantennya lupa nyisipin acara pasang cincin hahaha. Dipakenya abis acara selesai, di kamar pengantin eheuheuu.. ga usah dibayangin yang romantis romantis yaa, da dipakenya juga ama sendiri bari bebersih make up dan senyum senyum sendiri hahahaha.. suami eike entah dimana lupa, kayanya lagi nonton final bola. X)))) Pertama kali di pake di jari manis tangan kiri. Setelah itu dia berpindah pindah sesuai kehendak hati dan ukuran jari .. yg mana mengikuti berat badan pemakainya. Mulai dari jari tengah, kelingking, bahkan jempol pernah ditempati. Pindah ke jari kanan juga pernah karena dipakai di semua jari kiri ko ya longgar.  Kebayang kan jadinya betapa variatifnya berat badan saya selama menikah. Mulai dari gendut banget bagai dugong sampai kurus banget bagai victoria beckham (pengennya mah) xp Dan sepertinya berat badan juga mewakili b