Alloh itu dekat

Minggu pertama pasca lahiran delisha, dilalui dengan abi yang masih cuti. Kehidupan baru bisa berjalan tetap lancar dan normal. Proses antar jemput teteh kaka sekolah ga ada masalah.

Pekan selanjutnya, abi kerja lagi. Kami pun berdiskusi. Pergi sekolah masih bisa bareng sama abi. Pulangnya? Hmmm.. deket sih. Ibu bisa saja sambil bawa adel. Tapi asa kasian yaa masih kecil banget si bayi.

Karena sbnernya jarak rumah sekolah deket, Nyebrang komplek doank, akhirnya ditawari gimana kalo pulangnya minta tolong ibu guru untuk menyebrangkan sampai depan gerbang komplek? Setelah itu teteh dan kaka kan berani jalan berduaan dari depan komplek sampai ke rumah. Aman juga insyaalloh, karena satu gerbang, dan ada satpam. Toh memang kawasan jajahan mereka juga. Tiap sore maen sekitaran situ. Mereka pun setuju.

Beberapa hari dilalui.. dan sukses.. alhamdulillah. Anak anak pun tampak bangga..  mungkin merasa semakin mandiri, bisa pulang sekolah sendiri.

Memudahkan ibu juga yang masih pemulihan pasca lahiran dan punya ritme kehidupan baru, berbayi lagi.

Sampai suatu hari.. qodarulloh tetangga di blok depan sedang renovasi katanya. Mereka memelihara beberapa anak anjing. Biasanya pada diem di dalem rumah. Karena sedang renov tadi, anak2 anjing itu diaburlah di depan rumahnya (dan tanpa diikat).

Bukan cuma satu, ada tiga! Dan kesemuanya aktif menghampiri yang sedang berjalan melalui mereka sambil menggonggong ceria.

Mungkin ga masalah buat sebagian orang, tapi buat anak anak (dan ibunya juga sih heuheu).. ini horor.

Hari itu .. kedua anak gadis terpaku ketika melihat dari kejauhan ada para anak anjing berkeliaran di jalan yang harus mereka lalui.

Ibu guru yang biasanya menunggu melihat dulu sampai anak2 sudah dekat belokan rumah, qodarulloh hari itu mungkin ada keperluan.. jadi setelah menyebrangkan langsung kembali ke sekolah.

Alhamdulillah teteh diberi ide. Ia mengajak adiknya ke pos satpam. Mau minta tolong. Sekali lagi takdir Alloh berkata lain .. pa satpam sedang tidak di tempat.

Akhirnya keduanya nongkrong di pos satpam dengan wajah gelisah. Duh ngebayanginnya ibu rasanya pengen balilihan sambil nangkeup. Pasti takut, cemas, bingung, campur aduk jadi satu.

Tapi memang Alloh sebaik baik penjaga.. sebaik baik pemberi pertolongan. Tak lama muncul pengasuh temen sekelas kakak bia yang hendak menjemput ke sekolah dan berjalan lewat depan gerbang komplek kami.

Melihat dua anak yg dikenalinya tampak kebingungan. Ditanyalah kenapa. Diceritakanlah perihal si anak anjing.

Alhamdulillah sang ibu mau menemani anak anak berjalan ke dalam melewati kehebohan anjing2 kecil kemudian sampai di rumah.

Menatap ibunya.. tangis yang kayanya ditahan sedari tadi pecah juga. Sambil tersedu-sedu mereka berdua menceritakan kejadian tadi. Yang tentu saja disambut tangisan ibunya juga.

Ya Alloh.. padahal ibu tuh ga jauh loh tadi.. tapi ga tau.. ga bisa nolong. Akhirnya pelukan bertiga nangis barengan, ibu minta maaf karena ga bisa nolongin, memuji teteh dan kaka yang tetap tenang, berusaha cari akal dan mengajak bersyukur karena Alloh mendatangkan pertolongan.

Alhamdulillah..

****

Nak.. mungkin akan ada momen seperti itu lagi. Saat kalian mengalami kesulitan, tapi ibu dan abi ga ada di sisi. Terlebih di masa sekarang ini ketika kedzaliman makin mewarnai dunia.

Tetaplah tenang.. yakinlah Alloh itu dekat. PertolonganNya datang dari mana saja.

Ibu dan abi di sini.. tak kan berhenti keluarkan jurus langit. Tak kan lelah panjatkan doa..

Semoga kalian selamat dimanapun berada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia Dua Guru Bahasa

Makanan Favorit Sekitar Kampus Gajah

Ada di Setiap Hati yang Bersyukur #HappinessProject