Gorengan Favorit
Saya termasuk pecinta gorengan. Meski sudah tahu bahwa jenis makanan ini sebetulnya kurang sehat, masih sulit rasanya untuk menghindarinya. Hampir semua gorengan saya suka, mulai dari bala-bala, gehu, mendoan, cireng sampai ulen. Namun, ada satu yang paling jadi favorit. Dia adalah comro.
Comro ini adalah akronim bahasa sunda dari oncom di jero. Kalau menurut KBBI, comro adalah penganan dari singkong yang diparut, dibentuk bulat panjang, di dalamnya diisi oncom yang dibumbui, kemudian digoreng.
Jajanan Kesukaan
Dulu saat pulang kuliah, saya harus melalui perjalanan empat kali naik angkot menuju rumah. Di tempat turun angkot yang ketiga, yaitu perempatan jalan Baros, ada satu tukang gorengan yang selalu mangkal. Comronya jadi favorit saya. Rasanya, saya hampir selalu menyempatkan beli setiap kali lewat. Comronya dimakan di angkot terakhir, lumayan jadi pengganjal perut lapar setelah perjalanan panjang. Mungkin inilah cikal bakal kesukaan saya pada gorengan yang satu ini.
Comronya tipe yang kering. Parutan singkongnya terlihat panjang-panjang. Konon katanya kalau yang seperti ini parutan singkongnya diperas terlebih dulu sampai tak ada air lagi. Kemudian dicampur dengan kelapa parut, baru diisi dengan tumisan oncom.
Ada juga tipe comro yang adonannya basah seperti perkedel. Potongan singkongnya tak terlihat. Salah satu yang jadi favorit saya untuk tipe yang seperti ini adalah comro di toko kue Kartika Sari Bandung. Sayang, harganya hampir tiga kali lipat dari harga comro di tukang jualan gorengan pinggir jalan. Yah, comro premium lah. Dibeli ngga? Oh, tentu saja tetap saya beli. Soalnya enaaaaak, Pemirsa!
Comro Buatan Sendiri
Katanya salah satu yang terberat dari merantau adalah ketika merindukan makanan dari daerah asal. Ketika tinggal di Surabaya, saya sempat merindukan comro. Di sana, saya belum pernah menemukan penjual gorengan yang menjualnya.
Akhirnya, pernah satu kali saat rindu tak tertahan lagi, saya pun berniat membuat sendiri. Pagi itu, saya membeli singkong di pasar dengan penuh semangat. Karena tidak menemukan oncom, saya pun membeli tempe untuk isiannya. Jadi, sebenarnya namanya bukan comro, melainkan temro.
Semangat saya mendadak sedikit padam ketika proses memasak dimulai. Subhanalloh, ternyata memarut singkong itu sungguh sesuatu sekali, Kawan! Traumatis.π Padahal singkong yang saya parut tak sampai sekilo, tapi rasanya lelaaaah.
Namun, saya tidak menyerah. Tanggung juga sudah dimulai prosesnya. Comro... Eh... Temro pun jadi juga.
Rasanya bagaimana? Alhamdulillah, tidak mengecewakan dan cukup menghapus rasa rindu. Pak suami pun mengacungkan jempol. Namun, sepertinya cukup sekali saja membuat comro from scratch. Tenaganya mending disalurkan buat jalan-jalan di marketplace saja deh ... buat cari frozen comro, hahaha.
![]() |
Ini dia, temro buatan saya. Penampilannya cukup meyakinkan, kan? |
Barangkali ada yang penasaran ingin membuat comro sendiri juga, ini resep ala #dapuribuanggun, ya. Sebuah saran dari yang ahli, memarut singkong serahkan saja pada tukang parut di pasar atau bisa dicoba juga menggunakan food processor. Kalau saran dari saya, si chef amatir, kalau mau comro, mending jajan saja lah di tukang gorengan terdekat, hahaha.
Itulah sedikit cerita saya tentang salah satu gorengan favorit. Jadi, apa gorengan favoritmu?
Di sini nggak ada singkong euy, jadinya gorengan favoritnya ya bakwan/bala-bala aja. Lumayan sih bikin anak makan sayur, hehehe.. tapi kapan-kapan mau coba deh bikin comro kalau nemu singkong.
BalasHapusLucu banget aku sama fakta ini masih agak gak terima hihi. Karena singkong di Belanda dari thailand semua π€
HapusAku paling suka Cireng, sama apa ya itu namanya kayak comro tapi dalamnya gula merah...huhu rindu..
Tapi di sini ada singkong parut dijual beku. Hmmm jadi kepikiran bikin gorengan π
Emang kalo pas merantau trus kangen masakan kampung halaman tuh sesuatu banget ya teh.πππKalo ak favorit banget gorengan risol isi bihun abang-abang, yang beneran cuma kulit lumpia trus diisi bihun polos. Gurih banget rasanya.
BalasHapusAkupun suka comro. Yang memorable itu jajanan waktu SD. Crunchy di luar soalnya. Sempat kepikir mau buat sendiri, begitu baca caranya...akhirnya memutuskan beli ajalah hihihi
BalasHapusTeh Anggun, perempatan Baros teh Lapangan Kartini bukan. Saya juga suka combro, apalagi suami suka pisan. Akhirnya kalau dulu pas mudik ke Bandung salah satu yang dibawa ke KL bukan pisang bolen kartika sari, malahan oncom sama cengek domba haha.
BalasHapusIya, perjuangan banget tapi buat combro, pas bagian marutnya itu. Malesin banget, bikinnya lama abisnya cepet.
Jadi ngiler mba baca ini siang-siang. Bikin pengen ngemil combro. Penampilan temro juga sangat meyakinkan hehe
BalasHapusSama, jajanan favoritku juga comro. Duh kangen comro mang-mang pinggir jalan di bandung π
BalasHapusGorengan favorit aku mah tahu isi, hahaha⦠Klo comro, itu gorengan favorit almarhumah ibu, yang klo bikin comro sendiri tuh rasanya uenaaakkk banget, hahaha.
BalasHapus