Tahun 2007 - 2010, saya sempat menjadi seorang guru matematika di sebuah MTs di Cimahi. Murid - murid saya ketika itu, kini sudah menjelma menjadi seorang dewasa. Cukup banyak yang masih berkontak ria via sosial media. Kadang lucu mengingat mereka yang dulu masih memakai seragam putih biru, kini sudah menjadi bapak-bapak atau ibu-ibu. Bahkan sudah ada yang beranak dua, menuju tiga. Mau nyamain gurunya. Beberapa waktu lalu, ada seorang murid yang nge japri di instagram untuk berkonsultasi tentang proses penyapihan anaknya. Bodor yaa, dulu mereka nanyanya tentang rumus luas lingkaran sekarang tentang penyapihan. Kemudian jadi teringat pernah menuliskan tentang proses penyapihan dua anak saya di blog. Akhirnya saya kirim linknya sambil baca lagi apa sih yang dulu ditulis. Ketika itu, dua bocah yang diceritain di blog melihat sekilas layar hape ibunya. "Bu, foto siapa tuh? Aku ya waktu bayi?" "Iya" "Ih itu tentang apa? " "Cerita waktu teteh kaka d...
Bagi ibu beranak dua seperti saya, hari yang menyenangkan itu ketika anak-anak anteng seharian, mau tidur siang, dan tidak ada drama tantrum ataupun 'perang saudara' rebutan mainan. Hari yang menyenangkan itu ketika sukses memasak makanan enak, suami dan anak makan dengan lahap, makanan habis tak bersisa. Hari yang sungguh menyenangkan pula ketika bisa shalat tepat waktu tanpa terganggu rengekan mengantuk dan minta susu. Bisa shalat dengan tenang tanpa was-was bayi yang sedang hobi merangkak terantuk. Pun tidak ditunggangi bagai kuda saat sedang sujud. Hari pun semakin menyenangkan ketika suami bisa pulang kerja tepat waktu, tidak ada acara ngelembur. Kemudian ditutup dengan dua bocah tidur cepat, ibu pun bisa istirahat. Ber'me time' ria. Ngemil es krim atau bikin mie instant, leyeh-leyeh sambil blogwalking dan buka instagram. Ternyata bahagia itu nggak sederhana ya? Banyak syaratnya. Ah dasar manusia. Padahal sejatinya bahagia itu ada di setiap hati ya...
omat ,, sanes HASIDU eta teh,, tapi kesungguhan realitas.. sok geura taroskeun ka Heri.. ha5
BalasHapus