Alarm Hidup

Menjadi manusia yang ramah lingkungan adalah satu tantangan besar buat saya. Adakah yang merasakan hal yang sama? Rasanya butuh energi besar untuk mulai melangkah, bahkan dengan hal yang kecil,  seperti meminimalisir sampah dari rumah. 

Hal ini tentunya akan jauh lebih berat ketika dilakukan sendirian. Oleh karena itu, hal pertama yang saya lakukan ketika berniat untuk mulai ikut aksi ramah lingkungan adalah dengan membeli buku! 

HahKok beli buku? 

Iya, saya membeli buku komik "Keluarga Minim Sampah" karya penulis cilik Keni (10 tahun). Keni ini adalah putri dari D.K Wardhani, seorang penulis buku anak dan aktivis lingkungan.

sumber : instagram @dkwardhani


Tentu saja buku ini untuk dibaca bersama dengan anak-anak di rumah. Alhamdulillah, buku ini membantu saya dalam memberikan pemahaman kepada mereka tentang isu besar di bumi kita saat ini, serta memberikan bayangan tentang hal-hal apa saja yang bisa kami lakukan untuk menjaga lingkungan.

Selain itu,  tujuan lainnya adalah menjadikan anak-anak ini alarm hidup untuk orang tuanya. Cung,  siapa yang sering diingatkan dan dikritisi oleh para bocah? Saya sih sering, hahaha.

Setelah membaca komik 'Keluarga Minim Sampah', bermunculan lah komentar-komentar seperti di bawah ini :

"Bu, ini sampah keringnya buang kemana?kok ga ada tempatnya"

"Bu, aku udah bawain tas belanja ya dari lemari dapur"

"Bu, beli sedotan stainless donk,  biar kita ga usah pakai sedotan plastik lagi."

"Bu, aku udah bekel minum ya, biar nanti ga usah beli minum lagi di jalan.  Ga nyampah deh."

"Bu, lampu kamar mandinya jangan lupa dimatiin."

"Bu,  adel nggambarnya di balik kertasnya aja ya,  sayang loh ini masih bisa dipake.  Biar ga hambur kertas."

"Bu, rantangnya bagus tuh, " kata anak gadis ketika menemani ibunya yang sedang window shopping di dunia maya,  "Bisa dipake buat beli soto atau bubur kan, biar ga usah pake plastik lagi." 
Yes,  jadi ada alasan buat ngetik, "mau ya sis" dehhahaha.

Sesungguhnya masih banyak PR yang harus kami lakukan untuk menjadi keluarga minim sampah. Namun, semua pun membutuhkan proses, kan? InsyaAlloh,  kita mulai pelan-pelan, ya,  Nak!  

Alhamdulillah, sampai saat ini anak-anak masih semangat ikut menjaga lingkungan dengan hal-hal kecil yang bisa dilakukan, ya masa ibunya enggak semangat, kan? Malu, donk! 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia Dua Guru Bahasa

Makanan Favorit Sekitar Kampus Gajah

Ada di Setiap Hati yang Bersyukur #HappinessProject