Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Curug Aseupan : Tujuan Wisata Alam Bersama Keluarga

Gambar
Semenjak pandemi, wisata alam menjadi salah satu pilihan yang paling diminati masyarakat untuk rekreasi. Alam terbuka dan udara segar dianggap lebih menyehatkan dibandingkan jalan-jalan ke mal. Kita akan lebih mudah menjaga jarak, bisa membuka masker sejenak, dan menyegarkan pikiran dari kebosanan di rumah saja.  Saat ini, wisata alam masih menjadi tujuan rekreasi yang diminati keluarga kami. Namun, mengingat anggota keluarga yang cukup beragam usianya, mulai dari balita sampai lansia, lokasi wisata pun menjadi terbatas. Hiking ke gunung tidak bisa menjadi pilihan. Curug-curug yang menarik pemandangannya biasanya cukup sulit dijangkau oleh balita atau lansia. Belum lagi lokasinya yang kadang cukup jauh dari tengah kota.  Alhamdulillah, kami menemukan satu lokasi wisata alam yang ternyata ramah anak dan lansia, pun tak jauh dari rumah.  Akhirnya, dua bulan lalu kami sekeluarga bermain ke sana.  Curug Aseupan yang Tak Jauh dari Rumah Curug Aseupan terletak di daerah Parongpong, Bandung

Kopi Rasa Rindu

Gambar
Dua cangkir kopi panas tersaji berhadapan di atas meja makan. Satu cangkir berisi kopi hitam tanpa gula. Kopi kesukaan Akang. Dulu, Rana pernah bilang, "Hidup kurang pahit apa, Kang? Minum kopi kok ga pake gula."  Saat itu, Akang tertawa mendengarnya, "Eh puguh biar terbiasa dengan pahitnya kehidupan." Begitu katanya.  Satu cangkir lagi tentu saja kepunyaan Rana, berisi kopi susu favoritnya. Dia punya resep kopi susu andalan. Takarannya adalah 1 sdt kopi, 3 sdt susu kental manis, 1/2 sdt coklat bubuk, dan air panas secukupnya. Ah nikmat, wangi kopi dan coklat bersatu padu dengan manisnya susu.  Jam dinding menunjukkan sudah pukul 9 malam. Dua cangkir kopi masih mengeluarkan asap panas. Sang pembuat kopi masih sibuk mencuci piring, sebelum akhirnya menghempaskan dirinya ke kursi makan sambil menghela nafas panjang.  "Cape bangeeeet hari ini, Kang! Bayangin tadi dari dago jam 5, baru nyampe rumah jam 7. Itu yaa di flyover antapani antriannya uda kaya

Hai, Bu!

Cape ya? Sini dipuk puk dulu.  Makasih yaa udah bertahan dua pekan ini. Minggu yang luar biasa ya? Hahaha This too shall pass. Sedikit lagi, insyaAlloh.  Makasih yaa, sudah berusaha berprasangka baik padaNya, tak mengeluh menjalani ketetapanNya.  Makasih juga sudah bisa memaafkan saat hati sebenarnya terluka, melupakan atas nama taat, dan berusaha sabar saat sebenarnya sudah sangat gelisah. Makasih yaa, sudah banyak beristigfar saat emosi di ujung tanduk, sudah meminta maaf saat salah, sudah berusaha hadir di sisi yang membutuhkan.  Hebat, Bu... You do it well!  Terutama saat ikut berbahagia ketika orang lain bahagia. Yakin bahagiamu juga sudah Alloh takdirkan, kan?  Tak kan tertukar.  Bu Anggun.. Hari ini tanggal 4, sampai lupa yaa kita, hahaha.  Semoga makin tua, makin bijak. Semakin pandai mengambil hikmah. Semakin semangat menabung pahala untuk bekal kelak.  I love you, Bu. Semoga tulisan ini bisa memelukmu... di hari yang katanya ulang tahun.  Di satu pojok rumah sakit, 4 Oktober