Cerita di Balik Soal Matematika

Menjadi guru adalah salah satu pengalaman seru dalam hidup saya. Alhamdulillah, tidak pernah menyesal dulu sempat memilih profesi ini setelah lulus kuliah. Meski sekarang sudah tak menjadi guru lagi, banyak hal menyenangkan yang bisa dikenang. 

Sebagai guru, membuat soal adalah salah satu tugasnya. Hal tersulit dari tugas yang satu ini untuk seorang guru matematika adalah menemukan angka yang cantik sehingga memudahkan murid dalam perhitungan atau membuat soal yang terlihat tidak mudah, padahal hanya membutuhkan sedikit langkah pengerjaan asalkan si murid memahami konsep materi yang diajarkan.

Meski terkadang membuat soal itu sulit, ada satu hal menyenangkan yang saya suka dalam tugas ini, yaitu tentu saja ketika melihat murid-murid bisa menjawabnya dengan baik. Hal menyenangkan lainnya adalah ketika mendapat komentar-komentar lucu terkait soal dari murid-murid yang sedang mengerjakannya. 

Berikut beberapa di antaranya :

Sepatu Pak Rudi


Pak Rudi adalah rekan kerja saya di sekolah. Beliau termasuk guru asyik yang dekat dengan anak-anak. Suatu kali saya menggunakan namanya dalam sebuah soal. 

Pak Rudi membeli 10 pasang sepatu seharga Rp 400.000,-, kemudian sepatu tersebut dijual secara eceran. Sebanyak 7 pasang sepatu dijual dengan harga Rp 50.000,- per pasang, 2 pasang dijual dengan harga Rp 40.000,- per pasang, dan sisanya dijadikan hadiah untuk temannya. Persentase keuntungan yang diperoleh Pak Rudi adalah ...

 

Ketika semua murid sedang khusyuk mengerjakan soal tersebut, tiba-tiba salah satu murid yang bernama Ishaq berkomentar,  "Naha sih, Pak Rudi nu meuli sapatu, urang nu rieut?"

(Kenapa sih,  Pak Rudi yang beli sepatu,  kok saya yang pusing?) 

Sontak satu kelas dibuat tertawa olehnya, hahaha. Harap sabar, Shaq! Latihan dulu, insyaAlloh di masa depan, ada rejekinya Ishaq beneran menghitung uang untuk membeli sepatu buat Pak Rudi, yaa! 

Ga Sempet Beli Oleh-Oleh


Kali lain, nama yang saya gunakan dalam latihan soal adalah nama seorang murid. Namanya Bella yang juga adalah teman sekelas Ishaq.

Pukul berapakah Bella sampai di tujuan jika ia berangkat pukul 08.20  dengan kecepatan rata-rata 45 km/jam dan jarak yang harus ditempuhnya adalah 180 km?


Ishaq, si anak soleh, lagi-lagi berkomentar, "Aduh Bu, cape-cape ngitung" kemudian dia memanggil Bella, "Bel,  Bella..  Jam sabaraha nepi ka ditu?" (Bel, Bella..  Jam berapa nyampe sana?")


Bella yang kebetulan sudah selesai mengerjakan tugasnya kemudian menjawab,  "12.20, Shaq. Ga sempet beli oleh-oleh. "

Gusti nu Agung ... dan bu guru baik hati ini pun hanya bisa tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan para bocah. Alhamdulillah bukan soal ulangan ya, Pemirsa, jadi enggak perlu dianulir.

Fakir Miskin


Lain lagi komentar murid untuk soal yang satu ini 

Seorang pedagang minyak tanah mempunyai sebuah wadah berbentuk tabung dengan diameter 28 cm dan tinggi 36 cm. Seluruh minyak yang ada dalam wadah tersebut akan dipindahkan ke dalam gelas-gelas kecil berbentuk tabung yang berjari-jari 3,5 cm dan tinggi 9 cm. Hitung banyaknya gelas yang dibutuhkan pedagang tersebut!

Ketika itu, saya hendak menerangkan di depan kelas bagaimana cara menjawab soal tersebut. Saya pun bertanya, "Sok, jadi butuh berapa gelas ya?"

Tak kusangka, Fadlih yang biasanya pendiam menjawab dengan semangat, "Satu aja lah bu, sisa minyaknya kita bagiin aja ke fakir miskin, kan kasihan mereka, pasti butuh buat masak."

... huahahaha

Tak heran guru itu biasanya awet muda, ya. Bagaimana tidak, setiap hari rasanya selalu senam otot muka. Ada saja yang bisa bikin ketawa.

PLN ... oh ... PLN

Hari lainnya, seorang murid mungkin bosan diberi soal melulu oleh gurunya, tiba-tiba ia berinisiatif untuk membuat soal yang harus dikerjakan oleh sang guru. Tentu saja tantangan tersebut diterima dengan senang hati oleh gurunya.

"Siap yaa, coba ibu jawab soal ini.  Jika dua buah lampu, masing-masing menyala 3 detik sekali dan 4 detik sekali. Pada detik ke berapakah kedua lampu tersebut akan menyala bersama-sama?" tanya sang anak.

"12 doooonk..." saya menjawab dengan cepat.

"Salah!" kata sang murid sambil menahan tawa.

"Kok salah?" enggak terima donk tentunya, merasa diragukan keilmuannya.

"Soalnya listriknya lagi dimatiin PLN, Buuu, jadi enggak akan nyala bareng-bareng lagiii... hahaha."

Bzzzzztttt.... kzl!! 

Sang guru yang kebetulan saat itu adalah calon istri seorang pegawai PLN hanya bisa menelan ludah sambil tertawa miris.


Yah, sebetulnya kalau bentukan gurunya seperti teman sepermainan kaya gini,
ga heran ya kalau muridnya ngajak bercanda melulu :))


***

Yah, kira-kira begitulah secuplik kehidupan saya saat menjadi seorang guru. Semoga bisa sedikit menghibur, ya. 

Tulisan ini dibuat untuk menjawab tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog membuat cerita lucu. Tujuan mulianya untuk memberi sedikit warna bahagia di tengah banyaknya kabar duka yang menghampiri akhir-akhir ini.

Semoga kita semua dimudahkan melalui ujian pandemi ini, yaa! Stay strong, everybody!
Dan jangan lupa bahagia!






Komentar

  1. Hahaha... Kirain murid2 kreatif begini cuma ada di buku kumpulan humor aja... 😂 Salut buat kesabaran bu guru! 👍👍🤗

    BalasHapus
  2. Eta barudak udah pada segede apa bu? Apa mereka masih tetep bodor? hahaha

    BalasHapus
  3. bodor pisan, teh.. wkwkwk. Barudak sholeh

    BalasHapus
  4. hahahahahah, aduh aduh bu guru harus nerima ya kalau anak2 lagi ngabodor begini. Lumayan buat hiburan ya. Kata siapa matematika sulit, hahahaha... harusnya matematika itu menghibur!

    BalasHapus
  5. Wkwkwkwk waduhh murid-muridnya Anggun, bisaa aja celetukannya. Bisa menjadi hiburan tersendiri buat Anggun sebagai Ibu Guru ya. Ehehe.

    Sepertinya Anggun juga guru favoritnya mereka ya. Bisa dekat dan anak-anak lepas melayangkan celotehannya, itu menandakan mereka sangat nyaman dengan sang Ibu Guru, ehehe. :)

    BalasHapus
  6. Hehehe... sulit ya teh.. apalagi anak-anak sekarang pinter2 banget ngomongnya. Tapi sambil pusing-pusing ya lucu juga ya..

    BalasHapus
  7. Pantesan banyak yang betah jadi guru. Bisa ketawa terus sama murid-muridnya.

    BalasHapus
  8. as always ❤️❤️❤️❤️❤️

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia Dua Guru Bahasa

Makanan Favorit Sekitar Kampus Gajah

Ada di Setiap Hati yang Bersyukur #HappinessProject