Ayat-Ayat Cinta-Nya
Satu malam di tahun 2004. Saya menutup halaman terakhir sebuah novel di tangan dengan helaan nafas panjang. Pipi rasanya masih basah. Air mata telah mengucur deras sebelumnya, tapi anehnya hati terasa hangat. Malam itu tak terlupa. Sebagai seorang pecinta novel, sayang sekali rasanya melewatkan satu bacaan yang sedang hits ini. Namun, saya tak menyangka ternyata efeknya begitu dramatis pada diri. Ada sesuatu yang akhirnya mengetuk hati. Novel apa sih ? Ya, sesuai judul tulisannya, Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Sepertinya hampir semua orang hafal ceritanya. Terlebih novel tersebut sudah diadaptasi ke dalam film bioskop. Bukan, saya menangis setelah membaca novelnya bukan karena Aisha yang harus merelakan berbagi suami dengan wanita lain. Pun bukan karena Maria yang pada akhirnya mencapai cintanya, tapi waktunya habis di dunia. Namun, satu hal yang membuat hati ini rasanya lebih tersentuh adalah keindahan islam yang banyak diangkat dalam novel ini. Saya jadi memaknai