terimakasih, PLN!

"Teu dun, bilangin om heyii nyalain lampunya!" ujar keponakan saya yang berusia dua tahun ketika listrik padam, sedangkan dia ingin menonton dvd favoritnya. "iya sha, bentar lagi yaa" sambil berdoa semoga memang benar si listrik akan segera menyala kembali.

Menyandang status sebagai istri karyawan PLN, membuat saya seringkali mendapat komentar bernada protes saat sedang terjadi pemadaman listrik. Baik dari keluarga, teman, atau bahkan tetangga. Biasanya hanya saya balas dengan cengiran atau kadang-kadang kalau lagi iseng dijawab "jangan diinget berapa lama matinya yaa, inget-inget aja berapa lama terangnya " =D

Bukan membela, tapi kan jadinya kita bisa lebih bersyukur ya? Selama ini seringkali dimudahkan dalam berinteraksi dengan listrik : bisa nonton tv, diterangi lampu saat malam datang, bisa ng-charge handphone, berkutat dengan komputer. Begitu listrik padam, berasa jadi orang paling susah di dunia. Kalau kata judul lagu sih "you've never know what you've got till it's gone'. Yah kalau berpikir positif, pemadaman listrik yang kadang terjadi ini mungkin adalah salah satu jalan dariNya melalui PLN untuk mengingatkan kita akan arti syukur dan sabar.
(bagaimana, sudah terdengar cukup bijak kah? hehe =D)

Tapi saya tak bisa bohong, istri karyawan PLN juga manusia, punya rasa punya hati. Kadang-kadang ya bisa kesel juga kalau si listrik lagi mati hihi (*Maaf pa suami*). Apalagi kalau semarang tengah hari lagi panas-panasnya, listrik mati, ga bisa nyalain kipas, kemudian menyusui si bayi, yang mana menyusui itu kalau  kata AyahBunda jika dihitung per harinya bisa membakar 6000 kalori loh, setara dengan 2 jam aerobik, kebayang kan keringetannya kaya gimana? fyuuuh. *gegeber pake hihid*. Terus karena kepanasan di dalem rumah dan bosan, akhirnya nongkrong di luar rumah, terus ketemu tetangga, terus dia bilang "hayooo gimana sih ini PLN, byaar preeet mulu".  "preeet" kata saya (dalam hati =p). Euu.. Sesungguhnya bukan itu yang ingin didengar saat kepanasan begini gara-gara LISTRIK MATI (sama loh, di rumah saya juga listriknya mati, karyawan ga dapet dispensasi

Kadang-kadang saya juga suka ikutan sedih kalau membaca kicauan working-nursing-mother di twitter yang khawatir dengan nasib ASIP (ASI perahan)-nya di freezer karena pemadaman listrik yang cukup lama. ASIP beku yang sudah mencair tidak boleh dibekukan kembali, harus segera dikonsumsi bayi. Kebayang kan kalau ada 20 botol ASIP di freezer lalu mencair semua karena listrik yang tak kunjung menyala? Ya masa bayinya dicekokin asi 20 botol, bisa kekenyangan luar biasa. Paling terpakainya 2-3 botol, sisanya? dibuang. Huhuhu..mubazir.  Padahal perjuangan sekali untuk ibu menyusui memompa asi di sela-sela bekerja agar si anak tetap bisa ngASI meski ibunya lagi ngantor. Saya ga ngalamin sih karena berkegiatan di rumah seharian jadi jarang sekali memompa asi, tapi terbayang perihnya hati, asi perjuangan untuk anak tercinta terbuang sia-sia =(

Yah itulah sedikit jeritan hati sang istri sekaligus ibu menyusui ini tentang padamnya sang listrik.

Saya pernah diceritakan pak suami perihal kenapa masih seringkali terjadi pemadaman listrik di beberapa daerah, terutama daerah pelosok Indonesia sana. Alasan tehniknya bukan alasan klise macam yang saya tuturkan tadi di atas  =p. Tapi... saya lupa lagi kenapanya haha. Yah intinya sih ada kekurangan pembangkit,  beberapa butuh pembaharuan mesin-mesin, butuh modal yang besar, butuh waktu yang cukup lama. Untuk membuat satu PLTU untuk menerangi satu wilayah saja butuh waktu sekitar 3 tahun dan dana triliunan. Itu teh di dalamnya ada urusan pembebasan lahan, impor bahan baku, dan keribetan lainnya. Tapi bukan berarti PLN tak mau berusaha. Kalem saudara-saudara,  kami akan tetap semangat untuk menerangi Indonesia. Berjuang demi listrik untuk bangsa. (eh kami?? elu aja kali pak suami xp hehehe.... ga denk, akulah pendukungmu! semangat!).

Tapi saya ga bohong loh soal berusaha ini. Sungguh. *masuk ke sesi curahan hati istri yaa, laah daritadi bukannya udah curhat yaa? =p*

Melihat suami, sang pegawai teladan (kata saya), pergi tepat jadwal, ga mau kesiangan, tapi pulang ngantor selalu kesorean. Jangan harap bisa pulang on time, masih ada matahari saat dia pulang ke rumah cukup langka. Mondar-mandir dinas luar kota, mengurus banyak hal, kadang sampai sakit karena kecapean. Kadang sampai bawa kerjaan pula ke rumah. Week-end pun pernah tetep kerja sampai akhirnya anak istri dibawa serta ke kantor biar kita tetap punya family time dalam satu minggu. Dan masih mau bilang PLN ga becus heyyy?? *takolin satu-satu* =p

Yah tapi wahai PLN walaupun seringkali dalam satu hari waktu sang suami lebih banyak bersamamu dibanding kami, insyaAllah kami ikhlas *menatap slip gaji hihi*. Tapi sungguh, merasakan sebagai bagian dari proses memberikan manfaat bagi orang lain itu menyenangkan. Saya ga ngerti soal ribetnya membuat sebuah pembangkit, ga paham soal bagaimana listrik bisa mengalir dari pembangkit menuju rumah-rumah penduduk, tapi menatap suami yang getol bekerja dan dia adalah bagian dari semua keribetan itu, rasanya hangat. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Alhamdulillah, suami bisa dapet kesempatan itu dari PLN.  Eh tapi di balik lelaki hebat, sesungguhnya ada wanita yang hebat kan ya kalo kata pepatah? *ehhmm.. benerin jilbab =p*

Terimakasih ya PLN sudah banyak mewarnai kehidupan kami =) Terimakasih atas kesempatannya. Terimakasih atas listriknya. Terimakasih atas penghasilan tiap bulannya, tunjangan kesehatannya, alhamdulillah sangat memudahkan =D Kalau ditambah dikasih scoopy dari lomba blog ini kami ga nolak loh *ngelunjak* atau voucher belanja juga boleh deh *haha nawar*.


Selamat hari listrik nasional, hai Indonesia. Harapan kami untuk PLN, semoga semakin maju, berisikan pegawai-pegawai tangguh nan jujur. Semoga diberi kemudahan dalam proses me-listrik-i Indonesia hingga ke pelosok sana. Semoga lebih informatif jadi ga akan banyak yang salah sangka soal pemadaman listrik berkali-kali. Semoga semakin lincah dan cekatan dalam hal penanganan gangguan listrik di masyarakat. Semoga semakin membanggakan Indonesia dan semakin menebar sebanyak-banyak manfaat untuk semua =)

Maaf ya, ikutan lomba blog kok ya malah banyakannya curahan hati begini hehe. Sebagai bagian dari keluarga besar rasanya ingin ikut memeriahkan, semoga berkenan =)

Tetap semangat bekerja, bekerja, bekerja wahai para karyawan PLN!! Sebagai istri (salah satu di antara kalian) insyaAllah akan selalu mendoakan =)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nostalgia Dua Guru Bahasa

Makanan Favorit Sekitar Kampus Gajah

Ada di Setiap Hati yang Bersyukur #HappinessProject